Bagaimana COBAKSO Didirikan: Kisah di Balik Mangkuk Pertama
Kisah di balik lahirnya brand COBAKSO — dari dapur kecil hingga menjadi ekosistem kuliner berbasis nilai dan keberkahan.

Bagaimana COBAKSO Didirikan: Kisah di Balik Mangkuk Pertama
Di balik semangkuk bakso hangat yang mengenyangkan, tersimpan kisah sederhana namun penuh makna.
COBAKSO bukan sekadar merek kuliner. Ia lahir dari perjalanan niat, doa, dan impian menghadirkan makanan halal yang bukan hanya mengisi perut, tapi juga mengisi hati.
Awalnya Bukan Tentang Bakso
Sebagai seseorang yang masih terus belajar berwirausaha, saya—Sandi Maulana Juhana—sering merenung: mungkinkah sebuah brand kuliner hadir bukan hanya untuk berjualan, tapi juga membawa nilai yang lebih dalam?
Saya menyukai makanan jalanan. Tapi saya juga peduli dengan asal bahan, proses pembuatannya, serta dampaknya bagi tubuh dan jiwa. Dari situlah muncul sebuah gagasan:
“Bagaimana jika bakso bisa menjadi pintu menuju keberkahan?”
Saya membayangkan sebuah usaha bakso yang tidak asal jadi, tapi benar-benar "niat." Mulai dari pemilihan bahan halal, cara penyajian, desain kemasan, sampai bagaimana setiap mangkuk disampaikan dengan adab dan nilai. COBAKSO pun mulai dirancang sebagai brand yang menyatukan rasa lokal, nilai spiritual, dan standar modern.
Nama COBAKSO: Lebih dari Sekadar Nama
Nama COBAKSO bukan hasil iseng. Saya memaknai "CO" sebagai identitas utama dari semua brand yang saya bangun. "CO" mengandung lima prinsip utama:
- Company: Mimpi membangun perusahaan yang solid dan berkelanjutan.
- Collaboration: COBAKSO lahir dari banyak pihak. Bukan kerja saya sendiri.
- Coproduk: Visi jangka panjang menghadirkan berbagai lini produk lokal berkualitas.
- Cobranding: Keyakinan bahwa sinergi antarmerek akan memperkuat ekosistem.
- Checkout: Komitmen untuk mengembangkan brand ini ke ranah digital dan aplikasi.
COBAKSO memang berawal dari bakso. Tapi ia dirancang untuk menjadi ekosistem kuliner yang bisa berkembang, bermitra, dan bertumbuh dengan profesional.
Dari Dapur Kecil ke Cita-Cita Besar
Produksi awal COBAKSO dimulai dari dapur kecil di rumah. Saya dan tim mencoba berbagai resep, mencatat setiap feedback, dan menyempurnakan rasa demi rasa. Tidak ada yang instan.
Kami memilih untuk membuat semua secara homemade: dari daging, kuah, hingga topping. Bahkan desain kemasan pun dirancang sendiri dengan hati-hati.
Kenapa?
Karena prinsip kami sederhana:
“Kalau ingin menyentuh hati orang lain, mulailah dari hal yang dibuat dengan hati.”
COBAKSO tidak hanya lahir dari resep, tapi juga dari proses panjang penuh pertimbangan. Mulai dari memilih supplier yang terpercaya, memastikan proses produksi tidak mengganggu waktu ibadah, sampai menjaga kualitas saat distribusi—semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran.
Kenapa Harus COBAKSO?
Saya percaya bahwa:
- Makanan enak tidak harus mahal.
- Makanan sederhana tidak berarti murahan.
- Produk lokal pun bisa dibanggakan secara nasional maupun global.
COBAKSO adalah jawaban atas keresahan saya melihat banyak makanan cepat saji yang tidak jelas asal-usulnya. Brand ini menjadi kontribusi kecil untuk menghadirkan kuliner yang punya rasa, cerita, dan keberkahan.
COBAKSO Hari Ini, dan Esok Hari
Hari ini, COBAKSO mungkin baru dikenal oleh sebagian orang. Tapi impian saya untuknya besar. Saya ingin brand ini menjadi:
- Tempat belajar bagi generasi muda tentang bisnis yang berkah.
- Wadah kolaborasi antarpelaku UMKM dan pemilik warung makan.
- Ekosistem digital kuliner halal yang bisa menjangkau pelanggan dari rumah.
COBAKSO bukan hanya soal makanan. Tapi juga tentang cara memaknai usaha sebagai ibadah, dan bisnis sebagai ladang kontribusi.