Jangan Punya Anak Kalau Gaji UMR
Bukan soal gaji UMR, tapi soal iman: logika cacat di balik ketakutan punya anak.

"Gaji UMR anak dua, tiga, empat, lima, bahkan lebih dari itu? Itu bukan keberanian, itu kebodohan!”
“Jangan punya anak kalau gak ada uangnya!”
Kalimat ini makin sering terdengar. Tapi… apa kita lupa siapa yang menjamin rezeki?
Allah adalah Ar-Razzaq — Maha Pemberi Rezeki. Rezeki bukan soal hitung-hitungan manusia, tapi jaminan dari Allah yang menciptakan kita.
“Dan tidak ada suatu makhluk pun yang bergerak di bumi melainkan dijamin Allah rezekinya…” (QS. Hud: 6)
Bahkan untuk anak-anak kita pun Allah sudah menjamin:
“Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kami-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.” (QS. Al-Isra: 31)
Jangankan menolak anak karena miskin, memikirkan rezeki mereka dengan ketakutan pun menunjukkan kurangnya keyakinan pada janji Allah.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung. Pagi hari ia keluar dalam keadaan lapar dan kembali sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344)
Burung saja ditanggung rezekinya—padahal dia tak punya gaji UMR.
Jangan salah paham: Islam menganjurkan ikhtiar dan perencanaan. Tapi jangan sampai logika ekonomi memutus harapan kepada Allah. Rezeki itu luas—bukan hanya materi. Bisa berupa kesehatan, keberkahan, ketenangan, hingga anak-anak yang menjadi sebab kita masuk surga.
Saya pribadi merasa miris dan sedih… Karena narasi seperti ini membuat banyak orang beriman menjadi pesimis terhadap hidup mereka sendiri.
Padahal, sabar dan tawakal jauh lebih kuat daripada viral dan komentar sinis.
“Jika kamu bersyukur, maka Aku akan tambahkan nikmat-Ku. Tapi jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Syukur bukan sekadar ucapan. Syukur adalah keyakinan bahwa Allah cukup untukku.
Jangan jadikan logika sempit sebagai dasar berpikir hidup. Jangan bicara tentang rezeki kalau tak kenal siapa Ar-Razzaq. Jangan takut punya anak — takutlah kalau tak punya iman kepada Dzat yang memberi kehidupan.
Rezeki bukan diukur dari saldo. Tapi dari siapa yang mengatur jalan hidup kita. Jangan menertawakan orang yang bertawakal. Bisa jadi, Allah mencintainya, lebih dari kita yang merasa pintar menghitung.