Kita Semua Pendosa, Tapi Pertolongan Allah Tak Pernah Terlambat

August 7, 2023⏱️ 4 min read

Tak peduli seberapa dalam dosa dan ujian yang menimpa, Allah telah menjanjikan ampunan dan pertolongan sesuai kadar kebutuhan. Jangan putus asa — selama kita masih hidup, pintu taubat dan rahmat-Nya tetap terbuka.

Kita Semua Pendosa, Tapi Pertolongan Allah Tak Pernah Terlambat

Kita Semua Pendosa, Tapi Pertolongan Allah Tak Pernah Terlambat

Jangan pernah merasa lebih suci dari orang lain.
Kita semua pendosa. Yang membedakan hanyalah jenis dan kadar dosa yang kita kerjakan. Ada yang tampak ringan, ada yang tersembunyi, ada pula yang terus berulang.

Namun ukuran terbaik di sisi Allah bukanlah siapa yang paling sedikit dosanya, melainkan siapa yang paling jujur dalam mengakui kesalahannya, dan paling cepat kembali kepada-Nya.

Ujian dan keterpurukan dalam hidup sering kali datang sebagai bentuk kasih sayang. Bisa jadi, itu adalah pengingat atas dosa-dosa yang kita lakukan — baik kepada Allah maupun sesama. Tapi ujian bukanlah akhir. Justru ia sering menjadi awal dari perjalanan taubat dan pertolongan.

Allah berfirman:

"Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni semua dosa. Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Ayat ini bukan sekadar penghibur. Ia adalah janji.
Bahwa tidak ada dosa yang lebih besar dari rahmat Allah.
Yang membuat seseorang binasa bukanlah maksiat, tapi keputusasaan.

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)


Namun kita hidup di dunia yang berat.
Bagi sebagian orang, kondisi hari ini bukan hanya menantang — tapi terasa memburuk dari waktu ke waktu.
Dan dalam kondisi seperti inilah, Nabi ﷺ memberi nasihat penuh makna:

"Sesungguhnya pertolongan itu datang dari Allah sesuai dengan kadar kesulitan, dan kesabaran pun turun dari Allah sesuai kadar musibah." (HR. Al-Bazzar no. 6583 dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman no. 9544, dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 1952)

Artinya: jika kita mengalami musibah seberat 70%, maka pertolongan Allah pun sebesar itu — tak kurang, tak lebih. Bahkan jika belum tampak solusinya, yakinlah bahwa kesabaran yang membuat kita tetap bertahan sejauh ini… pun datang dari Allah.

Dalam riwayat lain:

"Allah menurunkan pertolongan sesuai kadar kebutuhan, dan menurunkan kesabaran ketika musibah menimpa." (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman no. 9544)

Betul, mungkin solusi tak selalu datang seketika. Tapi selama itu, kesabaran dari Allah-lah yang menopang kita hari demi hari. Sabar itu bukan kekuatan batin bawaan — itu pemberian dari langit.


Pertanyaannya:
Apakah kita benar-benar yakin dengan janji ini?

"Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka itu untuknya. Jika ia berprasangka buruk, maka itu juga untuknya." (HR. Ahmad no. 9076, dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 4315)

Keyakinan adalah kunci. Jika kita yakin Allah akan menolong, Dia akan menolong. Jika kita putus asa, maka kita sedang menutup pintu rahmat itu sendiri.

Dan celakanya, banyak dari kita justru lebih dulu mencari pertolongan kepada makhluk sebelum sujud kepada Allah. Saat ditimpa musibah, siapa di antara kita yang langsung berwudu dan Shalat? Padahal Allah telah menyuruh:

"Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sungguh, itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45)

"Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian cobaan seperti orang-orang sebelum kalian? Mereka diguncang dengan ujian, hingga Rasul dan orang-orang beriman bersamanya berkata: 'Kapankah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah: 214)

Kadang, kita terlalu terburu-buru.
Ingin segera keluar dari masalah, tapi tidak sabar menjalani prosesnya.
Ibarat ingin sampai tujuan, tapi tak mau berjalan.
Padahal, bukan tentang kita kuat atau mampu, tapi tentang seberapa yakin kita pada pertolongan-Nya. Allah telah berfirman:

"Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah." (QS. An-Nisa’: 28)

Lemah itu fitrah.
Tapi rahmat dan kekuatan dari Allah adalah penopang yang nyata.


Maka jangan biarkan bisikan setan melemahkan hati.
Jangan buka pintu pesimisme yang akan menggerogoti iman.

"Setan menjanjikan kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji, sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia." (QS. Al-Baqarah: 268)

Berhentilah berputus asa.
Berhentilah menyalahkan diri secara berlebihan.
Bertobatlah, berharaplah, dan kembalilah.

"Barangsiapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik." (QS. An-Nahl: 97)

Dan satu hal yang pasti:

"Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan." (QS. At-Talaq: 7)

Allah tidak pernah terlambat.
Hanya kita yang kadang terlalu cepat menyerah.